Senin, 26 September 2011

Keuntungan Pemasangan Implant

Penemuan implant gigi merupakan jawaban dari keterbatasan tehnik pemasangan gigi tiruan, baik gigi tiruan lepasan maupun cekat. Salah satu yang paling utama adalah melindungi tulang dari resorpsi. Apa itu resorpsi? Setelah gigi dicabut, tulang di sekitar gigi (disebut juga tulang alveolar) akan menyesuaikan bentuknya dimana tulang tersebut tidak perlu lagi menyangga gigi (karena sudah dicabut). Penyesuaian bentuk tersebut berupa pengurangan tinggi dan lebar tulang yang disebut juga resorpsi. Bila masih ada gigi, tulang alveolar berfungsi menerima tekanan kunyah. Sedangkan setelah pencabutan gigi, tulang tidak berfungsi (inaktivitas). Seiring berjalannya waktu, resorpsi terjadi lebih banyak akibat dari inaktivitas bagian tersebut.
Keuntungan kedua adalah mungkinnya pembentukan gigi tiruan cekat (tidak perlu dilepas) tanpa mengorbankan struktur di sekitar implant. Dengan cara konvensional, yakni dengan pembuatan gigi tiruan jembatan, kadang gigi sehat (normal) perlu diasah untuk berfungsi sebagai gigi penyangga gigi tiruan cekat.
Keuntungan lainnya adalah sebagai berikut:
1.       Resiko pemasangan implant sangat kecil.
2.       Biokompatibilitas bahan pembuat implant sudah teruji secara klinis.
3.       Prognosa (kemungkinan keberhasilan) sangat tinggi.
4.     Secara ekonomis sangat efisien dan menguntungkan karena tingkat keberhasilan        yang tinggi dan daya tahan yang sangat lama di dalam mulut.


Selasa, 13 September 2011

Asal-Usul Dental Implant

Implan gigi berasal dari istilah asing dental implant, yakni suatu benda terbuat dari logam metal berbentuk menyerupai akar gigi dan biasanya mempunyai ulir di bagian luar, dipasang dengan cara penanaman di dalam tulang rahang (rahang atas atau bawah) berfungsi untuk menggantikan gigi asli yang hilang di dalam mulut. Sistem ini diperkenalkan sesuai perkembangan teknologi, khususnya dalam bidang ilmu kedokteran gigi, untuk mengembalikan kecantikan, fungsi pengunyahan, serta fungsi pengucapan pada waktu berbicara.
Implan gigi pertama kali diperkenalkan di Swedia pada 1970-an oleh guru besar dalam bidang Orthopaedic, Prof Branemark. Selanjutnya para ilmuwan Barat melakukan pengembangan untuk memperbaiki bentuk dan bahan yang digunakan. Sejak tahun 1980-an diperkenalkan implan gigi yang terbuat dari bahan titanium dan telah memperlihatkan hasil cukup menggembirakan dengan dasar tolak ukur setelah lima tahun terpasang, masih dapat bertahan di dalam rongga mulut sekitar 85-100 persen. Implan gigi biasanya di bagian permukaan luarnya mendapat tambahan bahan lain yang bertujuan mendapatkan hubungan atau penyatuan maksimal dengan tulang rahang yang dikenal dengan istilah Osseointegration. Penelitian membuktikan bahan ini aman digunakan, dapat diterima oleh tubuh manusia dalam pengertian tidak ditolak oleh tubuh sebagai benda asing ataupun memberikan reaksi negatif, serta mempunyai kemampuan beradaptasi maksimal dengan tulang dan jaringan lunak lainnya seperti gusi di dalam mulut. Proses pembuatan implan gigi dilakukan dengan sistim pencairan logam pada suhu sangat tinggi di dalam ruangan hampa udara.

Pembuatan gigi tiruan cekat menggunakan sistim implan gigi pada kehilangan satu atau beberapa gigi, tidak melibatkan gigi asli di sebelah gigi yang hilang sebagai penjangkaran sehingga memberikan kesan seperti gigi asli. Hal ini menguntungkan dilihat dari segi kecantikan, karena tidak mengganggu keadaan gigi asli tetapi mengembalikan gigi yang hilang.

Sedangkan pada kehilangan seluruh gigi, implan gigi di dalam tulang rahang berfungsi sebagai penyanggah gigi tiruan lepas agar lebih stabil kedudukannya di dalam rongga mulut. Pencekatan pada implan gigi dilakukan dengan sistim penggunaan klip retensi, bola retensi untuk memberikan stabilitas gigi tiruan yang sangat membantu dalam pengucapan untuk fungsi bicara dan mengunyah.